Statistik Nonparametik
STATISTIK NONPARAMETRIK
Uji statistik nonparametrik ialah suatu uji statistik yang tidak memerlukan adanya asumsiasumsi mengenai sebaran data populasi. Uji statistik ini disebut juga sebagai statistik bebas
sebaran (distribution free). Statistik nonparametrik tidak mensyaratkan bentuk sebaran
parameter populasi berdistribusi normal. Statistik nonparametrik dapat digunakan untuk
menganalisis data yang berskala nominal atau ordinal karena pada umumnya data berjenis
nominal dan ordinal tidak menyebar normal.
Keunggulan Statistik Nonparametrik
a. Asumsi dalam uji-uji statistik nonparametrik relatif lebih longgar. Jika pengujian data
menunjukkan bahwa salah satu atau beberapa asumsi yang mendasari uji statistik
parametrik. (misalnya mengenai sifat distribusi data) tidak terpenuhi, maka statistik
nonparametrik lebih sesuai diterapkan dibandingkan statistic parametrik.
b. Perhitungan-perhitungannya dapat dilaksanakan dengan cepat dan mudah, sehingga
hasil penelitian segera dapat disampaikan.
c. Untuk memahami konsep-konsep dan metode-metodenya tidak memerlukan dasar
matematika serta statistika yang mendalam.
d. Uji-uji pada statistik nonparametrik dapat diterapkan jika kita menghadapi keterbatasan
data yang tersedia, misalnya jika data telah diukur menggunakan skala pengukuran yang
lemah (nominal atau ordinal).
e. Efisiensi statistik nonparametrik lebih tinggi dibandingkan dengan metode parametrik
untuk jumlah sampel yang sedikit.
Keterbatasan Statistik Nonparametrik
Disamping keunggulan, statistik nonparametrik juga memiliki keterbatasan. Beberapa
keterbatasan statistik nonparametrik antara lain:
a. Jika asumsi uji statistik parametrik terpenuhi, penggunaan uji nonparametric meskipun
lebih cepat dan sederhana, akan menyebabkan pemborosan informasi.
b. Jika jumlah sampel besar, tingkat efisiensi nonparametrik relatif lebih rendah
dibandingkan dengan metode parametrik.
1. UJI TANDA
Prosedur uji tanda didasarkan pada tanda negatif atau positif dari perbedaan antara
pasangan data ordinal.
Contoh Soal
Sebuah restoran ayam goreng telah mengembangkan sebuah resep baru untuk adonan
tepung ayamnya. Departemen pemasaran hanya ingin melihat apakah resep baru tersebut
lebih enak daripada resep sebelumnya.
Pada tahap pengembangan produk baru ini,
departemen tersebut tidak tertarik pada tingkat rasa atau kenikmatan.
Sepuluh konsumen dipilih secara acak guna menguji rasa dari resep lama dan resep baru.
Kemudian memberikan nilai rasa dari 1-10 dengan 1 berarti sangat buruk dan 10 berarti
sangat baik. Berikut adalah hasilnya.
2. UJI PERINGKAT BERTANDA WILCOXON
Jika uji tanda berfokus pada arah perbedaan didalam pasangan data, maka uji peringkat
bertanda Wilcoxon digunakan jika besaran maupun arah perbedaan relevan untuk
menentukan apakah terdapat perbedaan yang sesungguhnya antara pasangan data yang
diambil dari satu sampel atau dua sampel yang saling terkait. Prosedur pengujian hipotesis
uji peringkat bertanda Wilcoxon dirangkum dalam skema berikut.
CONTOH 2
Manajemen pemasaran ingin mengambil keputusan tentang resep baru (Contoh 1) yang
tidak hanya didasarkan pada berapa banyak orang yang menganggap bahwa resep baru
memperbaiki rasa tetapi juga besarnya perbaikan rasa dari resep baru tersebut.
Ujilah dengan menggunakan a= 1%.
3. UJI MANN-WHITNEY
Dengan prosedur uji tanda dan prosedur uji peringkat bertanda Wilcoxon, pasangan data
yang diambil dari satu sampel atau dua sampel yang saling terkait dapat dianalisis guna
melihat perbedaan yang signifikan. dalam situasi dimana kita ingin menguji hipotesis nol
yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang sesungguhnya antara kedua kelompok
data dan dimana data tersebut diambil dari dua sampel yang tidak saling terkait, kita dapat
melakukan pengujian Mann-Whitney. Pengujian ini sering disebut sebagai pengujian ,
karena untuk menguji hipotesis nol, kasus dihitung angka statistik yang disebut
Uji Mann Whitney merupakan uji non parametris untuk mengetahui perbedaan median 2
kelompok bebas yang berskala data ordinal, interval atau ratio dimana data tersebut tidak
berdistribusi normal.
Asumsi yang harus terpenuhi dalam Mann Whitney U Test, yaitu:
1. Skala data variabel terikat adalah ordinal, interval atau rasio. Apabila skala interval
atau rasio, asumsi normalitas tidak terpenuhi. (Normalitas dapat diketahui setelah
uji normalitas.
2. Data berasal dari 2 kelompok. (Apabila data berasal dari 3 kelompok atau lebih,
maka sebaiknya gunakan uji kruskall wallis.
3. Variabel independen satu dengan yang lainnya, artinya data berasal dari kelompok
yang berbeda atau tidak berpasangan.
4. Varians kedua kelompok sama atau homogen. (Karena distribusi tidak normal,
maka homogenitas yang tepat dilakukan adalah uji Levene’s Test. Di mana uji
fisher –F diperuntukkan bila asumsi normalitas terpenuhi).
CONTOH 3
Kepala Biro suatu sekolah sedang menghimpun data biografis mengenai alumni yang tamat
10 tahun yang lalu. Setelah menerima hasil survey melalui surat, kepala biro tersebut ingin
mengetahui apakah mereka yang berkonsentrasi di manajemen pemasaran berpeng
Comments
Post a Comment